PAMEKASAN. Pengasuh Ponpes Annidhamiyah, KH Muhaidi menyebut bahwa longsor tebing yang menimpa asrama santri putri merupakan hal yang misterius.
Dikatakannya, ada beberapa hal yang tidak dirasakan oleh dirinya dan santri yang lain. Sebab, ia tidak pernah menyangka akan ada longsor yang akan menewaskan lima nyawa itu.
“Kita tidak merasa akan terjadi apa-apa semuanya seperti misterius,” katanya saat dimintai keterangan.
Ia menyebutkan, sejak dulu tidak pernah terjadi longsor sedikitpun di tempat pondoknya. Bahkan, saat hujan turun, semua santri pasti keluar dari kamarnya. Baik tinggal di mushalla atau di sekolah.
“Sebelumnya tidak pernah longsor, saat hujan santri biasanya kelaur dari kamarnya,” ujarnya dengan penuh kesedihan.
Dari dua kamar yang memakan korban, satu kamar terdiri dari empat santri dan kamar sebelahnya ada tiga orang.
Kamar yang berisi empat orang tersebut tiga diantaranya meninggal dunia dan satu selamat. Sementara kamar yang berisi tiga orang dua meninggal dan satu patah tulang.
“Saat kejadian hujan berlangsung, santri berlarian dengan penuh histeris,” ujarnya.
Beruntungnya saat kejadian, tidak semua santri tidur di kamarnya. Sebab dalam satu kamar ada terisi enam dan tujuh orang.
“Kami sekeluarga cukup berduka. Sebab anak-anak yang meninggal ini yang selalu membantu di dapur dan menyiapkan nasi untuk teman-temannya,” tandasnya.
Untuk diketahui, Lima santriwati di Ponpes Annidhoniyah di Dusun Jepun Desa Bindang Kecamatan. Pasean Kabupaten. Pamekasan meninggal dunia (MD) akibat tertimbun tanah longsor. Rabu, (24/02/2021).
Iptu Togiman Kapolsek Pasean Pamekasan dalam rilis tertulisnya menyebut, Tebing setinggi 70 meter tersebut menimpa ke bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Annidhoniyah yang dipimpin KH Muhaidi.
“Sekira pukul 00.30 WIB telah terjadi tanah longsor di Ponpes Annidhoniyah,” katanya.
Saat longsor, intensitas hujan cukup tinggi yang disertai angin kencang. sehingga mengakibatkan gerusan tanah yang terjal menjadi longsor dan menimpa bangunan Penginapan para santriwati.
“Ada sebanyak 47 orang dalam bangunan tersebut. Tetapi lima menjadi korban meninggal dunia,” tandasnya.
Berikut identitas korban jiwa Meninggal Dunia (MD).
1. Rubiatul Adhaia (Perempuan, 14 tahun) asal Desa Poreh Kecamatan. Karang Penang Sampang.
2. Siti Khomariyah (perempuan 16 Tahun) asal Kecamatan sumber Jambi Kabupaten Jember.
3. Santi (Perempuan 14 tahun) asal Desa Dukuh Mencek Kecamatan Suko Ramli Kabupaten Jember.
4. Nur Aziza (Perempuan 13 tahun) asal Desa Dukuh Mencek Kecamatan Suko Ramli Kabupaten Jember.
5. Nabila (Perempuan 12 tahun) asal Desa Sempong Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep.
Sementara, satu Korban Patah Tulang. Nurul Kjomariyah ((Perempuan 13 tahun) asal Desa Gunung Malang Kecamatan. Sumber Jambi Kabupaten Jember.