PAMEKASAN. Dewan Energi Aspirasi Rakyat Jawa Timur (Dear Jatim) kembali melakukan aksi demonstrasi Jilid 2 ke kantor dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan. Kamis, (16/09/2021).
Demo jilid II tersebut merupakan tindak lanjut terkait adanya dugaan pungutan liar (Pungli) untuk bantuan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) PAUD, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan fee proyek sebesar 25 persen yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) fisik tahun 2021.
Koordinator aksi (Korlap) Faisol Dear mengatakan, bahwa Dear Jatim akan membeberkan bukti-bukti terkait aroma dugaan pemotongan bantuan BOP, BOS dan pemberian fee proyek sebesar 25 persen dari rekanan untuk satu kontrak kerja.
Dengan membawa poster dengan macam tulisan dan bendera Dear Jatim, masa aksi secara gantian melakukan orasi dan memutar rekaman video dari salah satu kepala sekolah terkait dugaan pemotongan bantuan itu.
“Sesuai permintaan pak Kadisdik, kami akan beberkan bukti dan kita diskusi secara terbuka supaya publik tahu,” kata Faisol menyambut Kepala Disdikbud Pamekasan Akhmad Zaini yang mau menemui masa aksi.
Setelah lama berorasi, para demonstran langsung memutar bukti vidio dengan menggunakan sound system.
Dalam bukti yang diputar dengan disaksikan puluhan orang tersebut, salah kepala sekolah (Kepsek) dengan suara laki-laki mengaku dan blak-blakan bahwa ada oknum dari Disdikbud yang memotong anggaran BOP.
Dari rekaman itu, bahwa lembaga itu menyebutkan bahwa lembaganya di data pokok pendidikan (Dapodik) tercantum dengan jumlah 25 siswa. Akan tetapi, ketika waktu pencairan hanya 16 siswa yang cair.
“Ini sebagian bukti, akan kami putar bukti-bukti yang lainnya. Dengan kesepakatan kita diskusi terbuka,” kata Faisol usai memutar rekaman itu.
Faisol mencurigai, pemotongan tersebut dilakukan dengan secara struktur antara oknum Disdikbud dan oknum Bank penyalur.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Pamekasan Akhmad Zaini usai mendengarkan bukti rekaman tersebut langsung meninggalkan masa aksi.
Alasannya, ia tidak mempunyai wewenang dalam penyaluran dan pencairan dan meminta langsung bukti rekaman itu.
Lanjut Faisol, sebenarnya ada banyak bukti lain yang hendak kita diskusikan. Hanya saja Kepala Disdikbud Pamekasan Akhmad Zaini langsung pergi.