PAMEKASAN CHANNEL. Di bawah kepemimpinan dr. Raden Budi Santoso sebagai Direktur RSUD Dr. H Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan, pelayanannya sering dikeluhkan.
Baru-baru ini, seperti yang diutarakan oleh salah satu pasien yang tangannya terkena alat pemotong gerinda pada hari Sabtu (10/5/2025).
Pasien ini datang bersama keluarganya ke RSUD Smart Pamekasan sekitar pukul 14.30 -16.50 WIB setelah mendapatkan rujukan dari Puskesmas Pademawu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sesampainya di RSUD, salah satu dari keluarganya mendaftarkan menggunakan BPJS dan diharuskan menyelesaikan administrasi terlebih dahulu tanpa mendapatkan penanganan serius.
Usai menyelesaikan administrasi, pasien dipersilahkan memasuki ruang UGD. Namun tanpa basa-basi perawat langsung menjahit tangan pasien.
“Usai dijahit, perawatnya mengatakan harus dirujuk ke RSUD Sampang. Loh ini kok sudah dijahit sendiri tanpa penanganan dokter moro-moro bilang langsung dirujuk,” tutur kerabat pasien.
Ia kesal, sebab, kalau memang harus dirujuk kenapa tidak disampaikan sejak awal oleh pihak RSUD Smart Pamekasan.
“Yang membuat saya emosi kenapa di rumah sakit yang katanya pelayanannya bagus kok tidak ada dokternya sama sekali, apa karena kami menggunakan jalur BPJS?,”ucap dia, dengan nada kecewa.
Selain itu, ia juga mengeluhkan lantaran perawat yang menangani diduga mencoba menjahit sendiri untuk mengobati luka pasien tanpa harus konsultasi dengan pihak dokter.
Tak hanya itu, pasien juga mengeluhkan harus mengalami kesakitan dua kali sesampai di RSUD Sampang untuk dibuka kembali jahitan yang dilakukan oleh perawat di RSUD Pamekasan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
“Kalau seperti ini kesannya seperti main-main menangani pasien luka terkena gerinda yang ternyata kata dokter di RSUD Sampang ada urat yang hampir putus,” keluhnya.
Saat dikonfirmasi media ini, Direktur RSUD Dr. H Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan, dr. Raden Budi Santoso beralibi sesuai aturan.
“Ini namanya dijahit situasi, ini sudah SOP, karena untuk melindungi luka terbuka tersebut dari infeksi, menjahit luka seperti ini justru menguntungkan dan mengamankan pasien,” ucap dia, Senin (19/5/2025) sore.
Sebab, sambung Budi, karena di tempat rujukan pun, tidak langsung ditangani tapi ada proses-proses yang membutuhkan waktu.
“Dalam proses menunggu itu, bisa ada kemungkinan untuk terjadi infeksi pada luka yang kotor dan terbuka, gitu,”terangnya.
Penulis : Idrus Ali
Editor : Redaksi