PAMEKASAN CHANNEL. Berdasarkan SKB 3 Mentri tentang libur Lebaran 2025 berlangsung sampai Senin, 7 April 2025.
Libur panjang ini telah dimulai sejak 28 dan 29 Maret dengan libur Nyepi, lalu berlanjut pada 31 Maret dan 1 hingga 7 April untuk libur Idulfitri.
Pada hari kedua hingga keenam lebaran Idulfitri, warga Pamekasan, Madura masih merayakan dengan berbagai kebiasaan yang berbeda di setiap daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di Madura, khususnya di Pamekasan, lebaran Idulfitri tidak hanya dirayakan satu hari, tetapi bisa berlangsung selama berhari-hari.
Selain tradisi di hari pertama, berikut kebiasaan di hari-hari berikutnya saat libur lebaran Idulfitri.
Sambung Silaturahmi
Setelah berkumpul dengan keluarga inti di hari pertama, pada hari-hari berikutnya dimanfaatkan untuk mengunjungi sanak famili yang lebih jauh.
Halal Bihalal
Kebiasaan selanjutnya, masyarakat di kota Gerbang Salam menggunakan libur lebaran untuk halal bihalal sebagai bentuk terimakasih kepada yang mahakuasa setelah sebulan berpuasa penuh.
Makan-makan
Tidak lupa, kebiasaan masyarakat Pamekasan setelah liburan yakni makan-makan. Setiap daerah di Pamekasan memiliki ciri khas makanan seperti Sate, Campor, dan makanan khas lainnya untuk disajikan bagi tamu dan sanak keluarga jauh yang datang bersilaturahmi.
Ziarah Kubur
Kebiasaan selanjutnya di hari libur pertama, kedua dan hari-hari berikutnya yakni ziarah kubur makam leluhur. Kebiasaan ini sangat melekat pada warga Pamekasan.
Bagi-bagi THR
Selain hari pertama lebaran, THR di hari berikutnya juga kerap dipakai bagi sesama keluarga dan kerabat untuk bagi-bagi THR, bagi yang bekerja biasanya memperoleh dari bos maupun majikan.
Wisata Keluarga
Setelah silaturahmi dengan keluarga besar dan sanak saudara jauh, banyak keluarga di Pamekasan yang memanfaatkan waktu untuk rekreasi atau liburan ke tempat wisata terdekat maupun jauh sampai libur lebaran berakhir.
Itulah kebiasaan masyarakat Pamekasan, Madura saat hari kedua hingga keenam lebaran Idulfitri.
Sementara di hari liburan ke 7 atau lebaran ketupat, hampir di setiap desa di Pamekasan menggelar pengajian di makam yang telah disepakati oleh tokoh masyarakat setempat.
Penulis : Idrus Ali
Editor : Mulyadi