PAMEKASAN. Polemik sengketa lahan SDN Rek-kerrek 4 belum terselesaikan. Sampai sekarang, ahli waris belum membuka segel.
Abdul Mukmin, ahli waris lahan SDN Rek kerrek 4 mengatakan, penyegelan dilakukan pada September 2021.
Setelah itu, pemerintah desa (pemdes) setempat bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan melakukan negosiasi. Hasilnya, segel dibuka. “Sebab dianggap aib,” ucapnya.
Menurut dia, karena ditunggu berbulan-bulan tidak ada tindak lanjut, SDN Rek-kerrek 4 kembali disegel.
Tepatnya, pada Juli lalu. Kemudian, negosiasi kembali dilakukan. ”Tapi sampai sekarang belum ada kepastian,” paparnya.
Dijelaskan, sesuai perjanjian dengan Disdikbud Pamekasan, keputusan terkait polemik SDN Rek-kerrek 4 akan ditentukan Senin 19/9). Namun, hingga batas waktu yang ditetapkan, tidak kunjung ada tindak lanjut.
”Janji seperti ini sudah berulang-ulang diucapkan oleh dinas (disdikbud, Red). Tapi, tidak ada kepastian,” ucapnya.
Mukmin menuturkan, jika disdikbud tetap ingin mengoperasikan sekolah tersebut, maka dia bersedia untuk menjualnya. Semula, lahan tersebut dijual seharga Rp 750 juta. Tapi, karena dianggap memberatkan, akhirnya diturunkan menjadi Rp 500 juta. “Saat bernegosiasi dengan dinas,” jelasnya.
Kepala Disdikbud Pamekasan Akhmad Zaini mengatakan, instansinya sudah memutuskan menutup SDN Rek-kerrek 4. Murid di sekolah tersebut akan di-regrouping ke sekolah terdekat.
”Usulan penutupan sekolah akan kami ajukan kepada Bapak Bupati,” tandasnya.