PAMEKASAN. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pamekasan mendesak Kapolri jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk segera mencopot Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat.
Pernyataan itu disampaikan karena menduga telah terjadi kesalahan prosedur dalam penanganan kerusuhan yang mengakibatkan ratusan suporter meninggal dunia serta 2 orang anggota Polri.
Pertama, HMI Pamekasan menyampaikan turut berduka cita atas terjadinya tragedi d Stadion Kanjurahan Malang yang mengakibatkan kurang lebih menelan 174 korban jiwa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
kedua meminta kapolri mengusut tuntas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjurahan di kabupaten Malang antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.
Kemudian HMI Cabang pamekasan mendesak kapolri agar mencopot Polda Jatim dan Polres Malang sebagai penanggung jawab keamanan.
“Karena menunjukan bahwa polisi tidak bisa melaksanakan keamanan dengan baik, baik mengantisipasi dan meredam kericuhan,” kata Fathorrahman Ketua Umum HmI Cabang Pamekasan. Minggu (02/09/2022).
Ia menyebutkan, tembakan gas air mata ke tribun penonton merupakan kesalahan fatal yang mengakibatkan kepanikan puluhan ribu penonton dan berjatuhannya korban jiwa.
Akibatnya, puluhan ribu penonton pun berdesak-desakan menuju ke pintu keluar tribun dan menyebabkan banyak penonton kesulitan untuk bernafas dan pingsan.
Padahal menurutnya, penggunaan gas air mata sudah dilarang di stadion sepak bola berdasarkan aturan Federasi Sepakbola Internasional (FIFA).
Aturan tersebut tercantum dalam FIFA Sadium Safety and Security Regulations Pasal 19 huruf b, yang menyatakan bahwa penggunaan senjata api dan gas pengendali massa sama sekali tidak diperbolehkan.
Dikatakannya, bahwa Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri perlu untuk turun tangan dengan memeriksa pihak-pihak yang diduga ikut terlibat.
Selain itu, HMI Cabang Pamekasan juga meminta Menpora, PSSI dan PT Liga 1 Indonesia Baru (LIB) harus juga bertanggungjawab penuh atas tragedi tersebut. Sebab, dianggap tidak bisa mengkoordinasikan dengan baik dengan semua pihak yang terlibat didalamnya, mengingat sudah tiga kali kejadian yang sama.
Seperti Persik vs Arema FC, Persebaya Surabaya vs Rans fc, dan Arema FC vs Persebaya Surabaya yang akhirnya menelan korban yang sangat banyak.