PAMEKASAN CHANNEL. Viralnya kabar bahwa warga Pamekasan dan Sampang Madura yang diduga menjadi korban salah tangkap dan dianiaya oleh anggota Ditresnarkoba Polda Riau, menuai bantahan.
Ditresnarkoba Polda Riau, membantah salah tangkap dua warga asal Pamekasan dan Sampang, Madura, Zainuri dan Dedi, yang sebelumnya ditangkap dalam penyelidikan kasus narkoba jenis sabu seberat 13 kilogram.
Direktur Ditresnarkoba Polda Riau, Kombes Pol Putu Yudha Prawira mengatakan, kedua pria ini memang sempat diperiksa secara intensif karena diduga memiliki keterkaitan dengan tersangka kurir sabu Hermansyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dedi diduga menyuruh Zainuri untuk menjemput Hermansyah di Terminal Surabaya dan membawanya ke Madura. Sambung Putu, hal itu atas perintah pemilik barang haram dari Malaysia.
Menurutnya, Zainuri menerima transfer dana sebanyak Rp1 juta dari pemilik barang. Berdasarkan keterangan Zainuri, uang itu terdiri atas Rp700 ribu untuk ongkos perjalanan dan Rp300 ribu untuk biaya makan Hermansyah.
Namun, lanjut Putu, meski tak ditemukan minimal 2 alat bukti untuk menetapkan Dedi dan Zainuri sebagai tersangka, keduanya disebut turut terlibat dalam rangkaian peristiwa pidana.
Mereka juga mengaku tidak mengetahui bahwa Hermansyah membawa sabu saat dijemput.
“Setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, keduanya kami pulangkan karena belum terpenuhi alat bukti keterlibatan langsung. Namun, peran mereka dalam peristiwa ini masih kami dalami lebih lanjut,” ujar Putu, Jumat, (3/5/2025) kemarin.
Ia menegaskan, tindakan Ditresnarkoba Polda Riau bukan merupakan bentuk salah tangkap, akan tetapi bagian dari prosedur sah untuk mengungkap jaringan narkotika.
“Ini bukan penyekapan atau salah tangkap. Pemeriksaan intensif dilakukan untuk membuat terang suatu tindak pidana. Prosedur ini sah menurut hukum dan dilakukan demi kepentingan penyidikan,” tukasnya.
Lebih lanjut, kata Putu, jaringan pengedar narkoba kini menggunakan berbagai modus untuk menghindari pelacakan. Termasuk melibatkan pihak-pihak yang tidak mengetahui isi barang yang dibawanya.
“Jaringan ini sengaja memutus alur komunikasi agar tidak mengarah ke bandar utama. Inilah yang sedang kami bongkar. Polda Riau berkomitmen menindak tegas, tidak hanya kurir, tapi juga aktor intelektual di balik peredaran narkoba. Penyelidikan masih berlangsung dan akan terus kami dalami hingga tuntas,” tandasnya.
Penulis : Idrus Ali
Editor : Redaksi